DINAMIKA TOLERANSI DI KOTA BESAR INDONESIA: PERAN PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DALAM MEWUJUDKAN CITY OF TOLERANCE

Penulis

Abstrak

Penelitian ini meneliti mengenai Peran Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Mewujudkan City of Tolerance (dalam lingkup ras, budaya dan agama). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kota Yogyakarta menjadi kasus yang dipilih untuk dianalisa karena slogannya yaitu city of tolerance. Untuk pengumpulan data, penelitian ini menggunakan tekni wawancara mendalam dan dokumentasi. Untuk mengukur peran pemerintah, artikel ini menggunakan tiga indikator. Pertama, sebagai regulator dalam mengeluarkan peraturan serta kebijkan. Kedua,  sebagai dinamisator dalam hal pemberan bimbingan dan pelatihan. Ketiga, sebagai fasilitator dalam memberikan dukungan fasilitas kepada masyarakat. Penelitian ini kemudian menyimpulkan, bahwa berdasarkan ketiga indikator tersebut, pemerintah Kota Yogyakarta telah menjalankan perannya dengan baik dalam mewujudkan predikat city of tolerance. Dimana dalam hal ini peran pemerintar sebagai dinamisator lebih unggul dibandingkan dengan 2 indikator lainya. Serta dari sisi regulator dan fasilitator yang masih di temukan kekurangan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Ridho Al-Hamdi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi Ilmu Pemerintahan

Referensi

Arifin, S. (2012). Ilmu dan seni kepemimpinan.Jakarta:Mitra wacana Media.

Hoeroepoetri, dkk. (2003). Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.Jakarta:Walhi.

Kamil, M. (2018). Cultural tolerance, diversity and pluralism: the recognition of Yogyakarta as the city of tolerance.Jurnal Logos.23-36.

Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan pembangunan daerah.Jakarta:Erlangga.

Muryana. (2017). Kebebasan ekspresi keagamaan di Yogyakarta city of tolerance. Jurnal studi agama.1-20

Setiadi, D, dkk.(2011). E-Boook Sosiologi Dasar 2 SMA Kelas X Semester 2. Cianjur:SMA Negeri 1 Cianjur

Soekanto, S. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta:Rajawali Pers.

Zudianto, H. (2008). Kekuasaan sebagai wakaf politik "Manajemen Yogyakarta sebagai kota multikultural". Yogyakarta: Kanisius dan Impulse.

Nasional.tempo.com. (20 desember 2018). Pemotongan tanda salib dianggap indikasikan pelemahan demokrasi. Diambil dari https://nasional.tempo.co/read/1157220/pemotongan-tanda-salib-dianggap-indikasikan-pelemahan-toleransi/full&view=ok

Detik.com. (04 Oktober 2018). Mahasiswa Papua di Jogja mengaku terancam .Diambil dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4242395/mahasiswa-papua-di-yogya-mengaku-terancam-ini-respons-sultan

##submission.additionalFiles##

Diterbitkan

Nov 8, 2019

Terbitan

Bagian

Articles