ANALISIS FAKTOR PERSEPSI MANFAAT DAN KEMUDAHAN DALAM ADOPSI E-RETRIBUSI PASAR:

(Studi Literatur Berbasis Technology Acceptence Model Di Kota Bandung)

Authors

  • Dewi Nurmala Sari Universitas Langlangbuana
  • Ajeng Kusuma Wardaning Institut Pemerintahan Dalam Negeri
  • Ayu Widowati Johannes Universitas Langlangbuana
  • Tati Sarihati Universitas Langlangbuana

DOI:

https://doi.org/10.33701/jekp.v12i1.5548

Abstract

Digitalisasi retribusi pasar melalui sistem e-retribusi menjadi strategi kunci Pemerintah Kota Bandung dalam meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, keberhasilan sistem tidak hanya bergantung pada infrastruktur teknologi, melainkan pada penerimaan pedagang pasar sebagai pengguna utama. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis faktor persepsi manfaat (Perceived Usefulness/PU) dan persepsi kemudahan (Perceived Ease of Use/PEOU) dalam adopsi e-retribusi pasar di Kota Bandung, serta mengidentifikasi hambatan eksternal yang memengaruhi penerimaan teknologi. Metode yang digunakan adalah studi literatur sistematis (systematic literature review) dengan pendekatan PRISMA, menganalisis 23 dokumen primer dan sekunder terpilih (publikasi 2018–2024) melalui teknik analisis tematik berbasis kerangka Technology Acceptance Model (TAM) Davis (1989). Temuan menunjukkan bahwa PU dan PEOU merupakan determinan utama penerimaan, namun efektivitasnya dimediasi secara signifikan oleh tiga faktor eksternal: (1) intensitas dan metode pelatihan, (2) tingkat kepercayaan terhadap sistem dan institusi, serta (3) disparitas literasi digital antar generasi. Data PAD Kota Bandung (2021–2024) menunjukkan peningkatan kontribusi e-retribusi dari 44% menjadi 90%, namun resistensi tetap ada, terutama di kalangan pedagang usia lanjut yang merasa sistem rumit dan tidak ramah pengguna. Implikasi teoretis, penelitian ini memperluas model TAM dengan mengintegrasikan variabel kontekstual seperti literasi digital, kepercayaan institusional, dan model pendampingan komunitas yang relevan dalam konteks e-government lokal dan kelompok pengguna non-teknis di negara berkembang. Implikasi praktis, temuan ini merekomendasikan kebijakan berbasis bukti: (1) redesain aplikasi e-retribusi dengan prinsip universal design; (2) institusionalisasi program “Duta Digital Pasar” sebagai model pendampingan peer-to-peer; (3) pelatihan berkelanjutan berbasis audio-visual; dan (4) pembangunan sistem backup serta dashboard transparansi real-time untuk memulihkan kepercayaan pasca-insiden teknis. Penelitian ini menegaskan bahwa transformasi digital yang sukses harus berpusat pada manusia, bukan hanya pada teknologi.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2025-06-30