ANALISIS ETHOS, PATHOS DAN LOGOS KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO (SBY)

  • SYAHRIR SYAHRIR
  • AGUNG MANGHAYU

Abstract

Tidak semua pejabat negara pandai melakukan komunikasi pemerintahan secara efektif. Hal itu dikarenakan komunikasi pemerintahan tidak hanya terkait dengan persoalan khalayak serta isu-isu yang dikomunikasikan, namun terkait juga dengan kompetensi seseorang. Cakupan kompetensi seseorang sebagaimana dimaksud oleh Spencer & Spencer meliputi motives, traits, self-concept, knowledge dan skills. Oleh karena tidak semua pejabat atau pemimpin memiliki kelima dimensi kompetensi tersebut, maka muncullah persoalan ethos, pathos dan logos dalam komunikasi pemerintahan. Salah satu pemimpin negara yang dalam ilmu komunikasi dapat dikategorikan sebagai seorang komunikator yang berhasil adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain mampu menciptakan komunikasi yang baik dengan khalayak, SBY juga memiliki kepercayaan, daya tarik dan kekuatan. Kredibilitas menurut Aristoteles bisa diperoleh jika seorang komunikator memiliki ethos (karakter/pembawaan), pathos (ikatan emosional), dan logos (logis/masuk akal). SBY tampaknya mampu menampilkan dirinya sebagai seorang yang memiliki ethos atau karakter pribadi yang baik, sehingga sebagian besar rakyat Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan golongan, terpesona dan bersimpati kepadanya. Pada kampanye Pemilu 2009, SBY juga mampu menciptakan pathos atau ikatan emosional yang baik dengan sebagian besar rakyat Indonesia. Argumentasi yang disampaikan SBY dalam berbagai sesi tanya jawab saat kampanye Pemilu 2009, oleh sebagian besar rakyat Indonesia juga dianggap masuk akal (logos atau logis). SBY seolah-olah ingin menyampaikan pesan kepada rakyat Indonesia bahwa dalam memilih calon pemimpin negara, jangan hanya mendengar apa yang disampaikan atau diucapkan seseorang, tetapi lihat juga latar belakang dan pembawaannya.

 

Downloads

Download data is not yet available.
Published
2015-07-15